• Jackson Tobin posted an update 3 years, 8 months ago

    Seiring berjalannya waktu, pemberitaan mengenai semakin kondusifnya ekosistem Esports Indonesia ikut diiringi dengan sejumlah pemberitaan bernada miring lainnya. Kian, pemberitaan mengenai kesuksesan atlet Esports profesional, sampai penghasilan milyaran Rupiah-nya, mungkin memunculkan pendapat bahwa dunia Esports adalah dunia hasrat, atau kehidupan yang bergelimang dengan kemudahan dan harta.

    Faktanya, dunia Esports di Tanah Air tidak luput pula dari sebagian poin yang memunculkan perhatian khusus. Di samping adanya kebenaran akan pemberitaan media perihal kesuksesan seseorang selepas menjadi pemain Esports profesional, terdapat aspek-aspek lain yang harusnya tidak kita acuhkan cuma sebab kebaikan yang bisa dijanjikan dari industri Esports. Sayangnya, banyak kalangan yang memang cuma mengincar “enaknya saja”, atau berharap mendapatkan semuanya dengan instan. Pernahkah terpikirkan adanya risiko menjadi seorang atlet Esports profesional?

    Karenanya wawasanmu kian luas, perlu kau ketahui bahwa terdapat risiko yang mengiringi seorang atlet profesional Esports Indonesia, terlebih dari segi hambatan yang wajib dilewati selama melakoni usaha dalam meraih impian.

    Pada dasarnya, berkiprah di industri Esports Tanah Air menuntut seseorang untuk senantiasa menampakkan konsistensi, seperti halnya jikalau kita menggeluti suatu bidang lainnya.
    esport mungkin telah digambarkan beberapa orang, tapi bakat yang bertahan dan terus diasah tak ditemukan di segala orang.

    Layaknya kompetisi pada cabang olahraga lainnya, keberhasilan seorang pemain diatur dari prestasinya. banyak prestasi yang diraih, kian tinggi pula peringkat pemain hal yang demikian dalam papan poin, dan kian baik pula reputasinya. dari itu, sebagai seorang atlet profesional di bidang Esports, seseorang semestinya siap mendapat tuntutan untuk terus berlatih, mempertahankan ketrampilan bermainnya, serta terus mencetak prestasi agar bisa bertahan di dunia yang amat kompetitif dan dinamis ini.

    Lebih lanjut, menjadi seseorang yang berkarir di industri Esports belum menjamin kekayaan dalam jumlah besar yang dapat diterima. Berikutnya telah banyak teladan yang, pada akhirnya, menjadi inspirasi bagi beragam kalangan pemain Esports, kegagalan dalam aksi di satu turnamen dan yang lain akan menunjang pemain hal yang demikian untuk mengeluarkan kian banyak tarif, contohnya untuk pelatihan dan fasilitas pendukungnya.

    Terakhir, perlu diakui juga bahwa ada kemungkinan gemerlap industri Esports di Tanah Air tidak bertahan untuk rentang waktu yang lama. ini juga ditunjang dengan hasil studi yang memperlihatkan bahwa kecakapan seseorang untuk bermain game online hanyalah pada kisaran umur 17 sampai 25 tahun. Sebagai walhasil, sebagian orang cuma memiliki sedikit waktu untuk benar-benar tampil prima dengan ketrampilan maksimalnya.

    Banyak aspek lain yang bisa pula menjadi risiko seseorang menjadi atlet atau pemain Esports profesional. Penjelasan di atas bisa menguatkan bahwa industri Esports Indonesia hadir layaknya dua muka pada satu mata uang, terdapat sisi bagus dan buruknya.